Mixue
Mixue, Es Krim Populer dari China yang Menjamur di Indonesia

Mixue, Es Krim Populer Dari China Yang Menjamur Di Indonesia

Mixue, Es Krim Populer Dari China Yang Menjamur Di Indonesia

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Mixue
Mixue, Es Krim Populer dari China yang Menjamur di Indonesia

Mixue, Salah Satu Merk Yang Menjual Es Krim Asal Negeri China Kini Tengah Memiliki Gerai Waralaba Berjumlah 20.000 Di Asia. Ia didirikan oleh Zhang Hongchao pada tahun 1997. Gerai ini awalnya hanya berupa kios sederhana di kota kecil di Provinsi Henan, China. Namun, seiring berjalannya waktu, Mixue berkembang pesat dan menjadi salah satu gerai es krim terpopuler di China.

Awal mulanya Zhang Hongchao memulai bisnisnya dengan menjual es serut di sebuah toko yang khusus menjual es serut. Ketika itu ia bekerja paruh waktu sambil menyelesaikan studinya.

Zheng mengumpulkan niatnya dan memberanikan diri untuk memulai bisnisnya sendiri pada saat masih bekerja di tempat penjualan es serut. Dengan bermodalkan 4.000 yuan atau setara Rp. 8 juta dari neneknya ia memulai bisnisnya dengan mendirikan kios es serut. Toko pertamanya dinamai “Es Serut Aliran Dingin” adalah pendahulu dari Mixue Bingcheng.

Dengan modal awal yang bisa di bilang tidak besar, Zheng membuat peralatan yang sederhana untuk tokonya. Bahkan mesin produksi es serutnya pun ia buat sendiri dengan bahan-bahan seadanya seperti Motor, meja putar dan pemotong. Produk pertama yang ia jual juga tidak banyak, ia hanya menjual es serut, es krim dan smoothie. Setelah bisnisnya perlahan mulai berkembang, ia kemudian mejual teh susu di toko pertamanya.

Zheng Hangchao berhasil memperoleh lebih dari Rp.200 ribu atau 100 yuan  dalam sehari berkat kesungguhannya. Namun, seperti halnya bisnis lain yang pasang surut ia akhirnya menutup toko pertamanya dikarenakan produk es yang ia jual terpengaruh oleh musim.

Hangchao tidak putus asa begitu saja, dengan ketekunan dan keberaniannya ia kembali mendirikan es serut yang kedua di tahun 1999 menggantikan es serut pertamanya yang gagal. Toko kedua ia namai dengan Mixue Bingcheng (MXBC). Bertahun-tahun ia menghadapi berbagai tantangan sehingga akhirnya barulah dia menemukan pasarnya di tahun 2006.

Awal Bangkitnya Mixue

Pada tahun itu es krim di Zhengzhou mulai berbentuk layaknya sebuah obor saat bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2008, yang sekarang kita kenal dengan nama Es Krim Cone.  Dampaknya, harga es krim jadi meningkat lima kali sampai sepuluh kali lipat yag awalnya hanya satau atau dua yen saja.

Dari sanalah ia kemudia menemukan ide bisnis untuk menciptakan peluang dan berhasil membuat formula es krim dengan harga yang murah. Ia kemudian berhasil menjual produk es krim sehara 2 yuan atau setara Rp. 4.000 saat di toko lain menjual sebuah es krim dengan harga 10 yuan atau setara dengan Rp. 20.000. Usahanya pun tumbuh pesat dan digemari oleh banyak peminat.

Di tahun 2007, lusinan gerai toko dibuka dengan cepat di Provinsi Henan karena ambisinya yang tinggi. Bahkan satu tahun setelah itu jumlah toko Hangchong sudah mencapai 180 gerai. Dan pada tahun itu pula di 2008, Mixue Bingcheng resmi menjadi sebuah perusahaan. Dari sinilah kemudian Awal Bangkitnya Mixue.

Mikue BinCheng menjadi satu-satunya merek bubble tea terlaris di Tiongkok dengan penjualan tahunan sebesar 6,5 miliar Yuan, atau setara dengan Rp 13 triliun, dan pada tahun 2018, Hangchao akhirnya berekspansi secara besar-besaran ke berbagai negara, termasuk Vietnam, Singapura, Malaysia, bahkan Indonesia.

Di tahun 2021, bisnis yang ia kembangkan berhasil meraih omset sebesar 20 miliar yuan atau setara Rp. 40 triliun dan berhasil mengalahkan merk bubble tea premium lainnya

Pada tahun 2022, mereka mulai merambah ke pasar Indonesia. Kedatangannya di sambut hangat oleh masyarakat Indonesia, terutama para pecinta es krim. Hal ini karena Mixue menawarkan es krim dengan cita rasa yang unik dan harga yang terjangkau.

Strategi Pencapaian

Salah satu daya tarik utama Mixue adalah es krim serutnya. Es krim serut ini terbuat dari susu murni dan berbagai macam topping yang menarik, seperti buah-buahan, cokelat, dan kacang-kacangan. Es krim serut ini juga tersedia dalam berbagai rasa, seperti vanilla, cokelat, strawberry, dan matcha.

Selain es krim serut, Mixue juga menawarkan berbagai macam minuman, seperti teh, kopi, dan jus. Minuman-minuman mereka juga memiliki cita rasa yang unik. Faktor kedua adalah harganya yang terjangkau. Harga es krim ini mulai dari Rp 8.000 saja.

Keberhasilan Mixue di Indonesia tidak terlepas dari strategi pemasaran yang jitu. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produknya. Hal ini membuatnya menjadi salah satu gerai es krim yang paling populer di media sosial.

Saat ini, Mixue telah memiliki ratusan gerai di Indonesia. Gerai-gerai mereka tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Saking menjamurnya gerai Mixue yang ada di Indonesia, netizen Indonesia pun sampai membuat sejumlah jokes di media sosial. Jokes yang melekat buat Mixue adalah “Pencari Ruko Kosong”.

Mixue mampu menekan biaya produksi mereka dengan rendah karena mereka mempunyai rantai pemasok sendiri dan mengelola sendiri segala jenis proses produksi seperti bahan baku, pergudangan maupun logistik.

Cara ini sangat ampuh untuk memangkas berbagai macam biaya anggaran dan memotong perantara pihak ketiga, begitu laporan yang dikutip dari Momentum Works. Hal ini jugalah yang menjadi Strategi Pencapaian dari setiap gerai Mixue.

Dengan jumlah gerai waralaba yang kian terus bertambah, Mixue mampu membangun dan memiliki kapasitas untuk tempat pelatihan agar dapat menyempurnakan manajemen dan sistem operasinya. Dukungan efektif pemilihan toko, pelatihan staf, renovasi toko, manajemen toko pemeliharan perangkat lunak serta perangkat keras toko adalah contoh dari pelatihan yang mereka sediakan. Akan sangat jelas berkat sistem yang mereka buat menarik banyak peminat waralaba.

Keuntungan Pendapatan

Mixue juga tidak memerlukan dana yang besar untuk kebutuhan promosi. Dengan kepopuleran mereka saat ini, secara tidak langsung banyak konsumen yang mempromosikan mixue ke media sosial. Secara otomatis mereka tidak perlu lagi untuk memasang iklan.

Manajemen dan sistem operasi inilah yang membuat waralaba Mixue sanggup menjual produk mereka dengan kualitas yang bagus serta harga yang murah.

Mixue memiliki dapur inti di sekitar pemasok yang menangani semua hal mulai dari pembelian serta pemerosesan dan bahkan pengiriman ke franchise.

Kabarnya, Keuntungan Pendapatan setiap franchise hanya memberikan sekitar 1,9 persen dari pendapatan Mixue. Jumlah tersebut didapat dari penjualan bahan serta peralatan ke toko. Selain itu, yang menjadi salah satu faktor profitabilitas Mixue tetap stabil adalah biaya toko.

Lain halnya dengan para kompetitornya yang membuka gerai di tengah pusat perbelanjaan atau mall, Mixue justru membuka gerainya di toko-toko sederhana dengan biaya sewa, tenaga kerja serta biaya operasi yang rendah di beberapa kota kecil hal ini bertujuan untuk mengambil pendekatan kepada setiap elemen masyarakat.

Hal itulah yang bisa menjadi pemicu meningkatnya minat para pengusaha atau masyarakat untuk bisa membuka franchise atau waralaba Mixue. Bukan tidak mungkin strategi tersebut berpeluang menghadirkan lapangan kerja baru untuk setiap gerai Mixue.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait