Kanibalisme Menjadi Kasus Yang Paling Menakutkan

Kanibalisme Menjadi Kasus Yang Paling Menakutkan

Kanibalisme Menjadi Kasus Yang Paling Menakutkan

Kanibalisme Menjadi Kasus Yang Paling Menakutkan
Kanibalisme Menjadi Kasus Yang Paling Menakutkan

Kanibalisme Atau Anthropophagus Di Definisikan Sebagai Praktek Memakan Daging Manusia Oleh Manusia Lainnya. Sehingga sering di anggap sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan melanggar norma etika dan moral. Praktek ini telah tercatat dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Baik dalam konteks ritual agama, upacara penghormatan maupun sebagai bentuk ekstrem dari keadaan kelaparan atau konflik antar suku. Dalam beberapa budaya, anthropophagus di yakini sebagai cara untuk mengambil kekuatan atau sifat-sifat positif dari individu yang di makan. Sementara dalam kasus lain, hal ini di anggap sebagai bentuk penghormatan terhadap individu yang telah meninggal.

Sejarah mencatat beberapa kasus ekstrem, seperti praktek suku-suku pribumi di beberapa bagian dunia, terutama di Papua Nugini, Amazon dan Afrika. Mereka melakukan praktik kanibal sebagai bagian dari ritual keagamaan atau sebagai tindakan balas dendam terhadap musuh. Selain itu, di Mesoamerika, praktek anthropophagus juga terjadi dalam konteks pengorbanan manusia sebagai bagian dari ritual untuk memohon kepada dewa-dewa. Namun, banyak di antara kasus-kasus tersebut terjadi dalam konteks ketidakstabilan sosial atau situasi ekstrem, seperti kelaparan yang ekstrim atau perang. Sehingga, beberapa kelompok masyarakat telah terpaksa melakukan hal ini sebagai cara untuk bertahan hidup.

Dalam masyarakat modern, Kanibalisme secara luas di anggap sebagai tindakan yang menyimpang dan tidak dapat di terima. Hukum-hukum di hampir semua negara mengatur dan melarang tindakan tersebut, dengan konsekuensi hukuman yang serius bagi siapa pun yang terlibat. Pertanyaan tentang bagaimana menghukum atau memperlakukan individu yang terlibat dalam praktek kanibal seringkali menimbulkan kontroversi. Hal ini terjadi karena mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi mental, lingkungan sosial dan kebutuhan untuk keadilan dan perlindungan masyarakat.

Meskipun sering kali di pandang sebagai tindakan yang primitif atau keji dan jarang terjadi dalam masyarakat modern. Namun, fenomena Kanibalisme tetap menjadi titik fokus penelitian ilmiah dan psikologis untuk memahami kompleksitas perilaku manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Patung Karya Leonhard Kern Yang Menggambarkan Seorang Kanibalisme

Menurut Wikipedia, terdapat satu karya seni yang kontroversial dan menarik dari abad ke-17 yaitu Patung Karya Leonhard Kern Yang Menggambarkan Seorang Kanibalisme. Di ciptakan pada sekitar tahun 1650, patung ini menggambarkan seorang wanita yang sedang memakan potongan daging kaki manusia tanpa menggunakan media makanan lainnya. Ekspresi wajahnya yang menakutkan dan pose yang dramatis menciptakan atmosfer yang menegangkan dan mengerikan bagi yang melihatnya.

Karya ini menyoroti ketertarikan seniman pada tema-tema yang gelap dan misterius pada masa itu. Biasanya tema kanibalisme sering kali digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi sisi gelap manusia dan ketakutan akan kekerasan atau kegilaan. Patung ini juga mencerminkan ketidakpastian sosial dan politik pada masa itu. Dimana perang, kekacauan dan ketidakstabilan sering menghasilkan karya seni yang mencerminkan kegelisahan dan kegelapan zaman.

Meskipun patung ini menarik perhatian karena subjeknya yang kontroversial, juga penting untuk memahami konteks sejarah dan budaya karya ini di ciptakan. Pada masa itu, seniman sering kali menciptakan karya seni yang menggambarkan tema-tema kekerasan atau ketakutan. Hal ini merupakan sebagai cara untuk merefleksikan realitas sosial dan politik yang mereka alami.

Patung ini juga memicu diskusi tentang batas-batas seni dan ekspresi artistic. Serta tentang bagaimana kita memahami dan menafsirkan karya seni yang kontroversial atau mengerikan. Apakah patung ini hanya merupakan ekspresi dari imajinasi seniman yang gelap atau apakah itu mencerminkan kebenaran sosial atau psikologis yang lebih dalam tentang kondisi manusia. Hal ini masih menjadi subjek perdebatan di kalangan para ahli dan penikmat seni.

Dalam banyak hal, patung ini merupakan pengingat tentang kompleksitas manusia dan keterampilan seniman. Khususnya untuk menciptakan karya seni yang memicu emosi dan refleksi yang mendalam bagi yang melihat. Meskipun menimbulkan ketakutan atau kecemasan, patung ini juga merupakan bagian dari warisan seni yang kaya dan beragam yang terus memengaruhi dan menginspirasi generasi-generasi berikutnya.

Munculnya Kasus  Pertama Di Indonesia

Sudah dua dekade berlalu sejak Munculnya Kasus Pertama Di Indonesia, yang dilakukan oleh seorang pria asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang bernama Sumanto. Kasus ini terungkap setelah tindakan Sumanto terhadap jenazah Mbok Rinah, seorang wanita tua berusia 81 tahun, terkuak. Tidak lama setelah jenazah lansia itu di kebumikan, masyarakat di sekitarnya di hebohkan oleh penemuan makam yang terbongkar dan hilangnya jasad Mbok Rinah secara misterius.

Saat itu, polisi segera bertindak setelah menerima laporan dari masyarakat. Melalui investigasi yang dilakukan dengan cepat dan cermat, pihak kepolisian berhasil menemukan tulang dan sisa daging dari Mbok Rinah di rumah Sumanto. Sumanto mengakui bahwa praktik kanibalisme tersebut dalam rangka untuk mendalami ilmu hitam.

Selain tetangganya, Mbok Rinah, Sumanto sebelumnya di kabarkan telah memakan dua tubuh manusia lainnya saat bekerja di Lampung pada tahun 1988. Seperti yang pernah menjadi sorotan di berbagai media, Sumanto membagikan daging yang telah di masak kepada ayahnya. Ia menyatakan bahwa daging tersebut adalah daging kambing, padahal daging mpok rinah. Pada saat itu, karena tidak adanya aturan hukum yang jelas mengenai kanibalisme dalam hukum pidana Indonesia, pengadilan akhirnya menggunakan dalil penafsiran Pasal 363 ayat (5) KUHP terhadap perbuatan Sumanto. Hingga akhirnya muncul perdebatan apakah mayat dapat di kategorikan sebagai barang atau tidak. Dengan alasan dan perdebatan yang ada, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Purbalingga menetapkan tuntutan pidana selama 5 tahun.

Terdakwa di ketahui mengalami gangguan ekonomi dan kepribadian sehingga membutuhkan perawatan ahli jiwa. Oleh karena itu, Tim Penasihat Hukum Sumanto memohon kepada majelis hakim untuk membebaskan terdakwa dan menyerahkan biaya perkara kepada negara. Setelah di bebaskan, Sumanto memutuskan untuk bertaubat. Untuk menjalani masa pertaubatannya, Sumanto memilih untuk tinggal di Pondok Pesantren An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.

The Silence Of The Lambs

Selain itu, kanibalisme juga sering muncul dalam budaya populer, seperti film, buku atau media lainnya. Media tersebut digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi tema-tema yang gelap atau misterius. Karya-karya seperti “Hannibal” atau “The Silence Of The Lambs” memperkuat citra kanibalisme sebagai sesuatu yang mengerikan dan misterius. Bahkan seringkali digunakan untuk menciptakan ketegangan dan ketakutan pada audiens.

Sementara dalam dunia musik, band-band seperti Cannibal Corpse menggunakan tema-tema kanibalisme dalam lirik-lirik lagu mereka. Sehingga memberikan dimensi baru pada kehadiran kanibalisme dalam budaya pop.

Di sisi lain, dalam konteks medis dan psikologis, kanibalisme sering kali di kaitkan dengan gangguan mental tertentu, seperti psikosis atau gangguan kejiwaan lainnya. Beberapa penyakit mental, seperti psikosis, skizofrenia atau gangguan kepribadian, dapat mengganggu persepsi seseorang tentang realitas. Sehingga dapat memicu perilaku yang tidak normal, termasuk keinginan untuk memakan daging manusia. Kasus-kasus kanibal patologis, di mana seseorang secara sadar dan berulang kali memakan daging manusia, merupakan contoh ekstrem dari kondisi psikologis yang serius dan memerlukan perhatian medis yang mendalam.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat pula faktor-faktor psikologis yang lebih kompleks, seperti trauma masa lalu, kekerasan atau pelecehan. Atau bahkan pengaruh budaya atau agama tertentu. Beberapa budaya atau kelompok masyarakat mungkin memiliki kepercayaan atau tradisi tertentu yang membenarkan atau bahkan mendorong praktek Kanibalisme.