Jeka Saragih, Kalah Bukan Berarti Tumbang Dalam Karir

Jeka Saragih, Kalah Bukan Berarti Tumbang Dalam Karir

Jeka Saragih, Kalah Bukan Berarti Tumbang Dalam Karir

Jeka Saragih, Kalah Bukan Berarti Tumbang Dalam Karir
Jeka Saragih, Kalah Bukan Berarti Tumbang Dalam Karir

Jeka Saragih Merupakan Petarung UFC Pertama Indonesia Yang Saat Ini Pernah Tampil Di Octagon Internasional. Perjalanan karier petarung berdarah Batak di dunia MMA ini memang penuh dengan tantangan dan prestasi yang mengesankan. Sang petarung MMA asal Indonesia ini memiliki nama lengkap Jeka Asparido Saragih. Yang mana ia lahir dan tumbuh di Dusun Bah Pasussang, Kabupaten Simalungun. Selanjutnya, sekitaran bulan Februari tahun 2023, Jeka resmi bergabung UFC dengan kontrak untuk lima pertandingan yang akan di lakoninya. Pada debut UFC Jeka Saragih pada November 2023 lalu, petarung berdarah Batak ini berhasil mencatat kemenangan melawan Lucas Alexander. Yang mana dengan kemenangan tersebut, menunjukkan potensi besar yang ia miliki dalam dunia pertarungan UFC. Namun, pada hari Minggu, 16 Juni 2024 WIB tepatnya dini hari kemarin, Jeka mengalami kekalahan pertama dalam karier profesional UFC-nya. Yang mana, kekalahan yang di alaminya saat melawan Westin Wilson, petarung asal Amerika.

Selain kekalahan pertamanya, pertandingan tersebut juga berakhir dengan durasi yang cukup singkat. Yang mana dalam pertandingan yang menegangkan tersebut, Jeka di paksa menyerah dalam waktu singkat. Pertandingan tersebut berlangsung hanya satu ronde dengan waktu penyelesaian satu menit 49 detik bagi Wilson untuk mengalahkan Jeka Saragih. Kejadian tersebut tentu memberikan pukulan keras terhadap Jeka Saragih yang menjalani pertarungan keduanya di UFC. Meskipun begitu, kekalahan ini menjadi semangat bagi Jeka untuk tetap berprestasi di kancah internasional.

Perbaikan strategi serta mengasah ketajaman dan kemampuannya dalam hal bertarung serta perbaikan strategi. Kekalahan ini akan menjadi pelajaran berharga bagi Jeka Saragih terhad masa depan karirnya. Terlebih ia masih memiliki kontrak beberapa pertarungan lagi kedepannya. Tentu kekalahan yang ia alami dini hari kemarin akan menjadi patokan utama untuk meningkatkan ritme serta strategi pertarungannya. Penggemar tanah air tentu berharap agar Jeka dapat bangkit serta meraih kemenangan pada pertandingan berikutnya.

Perjalanan Karir Jeka Saragih Si Tendangan Maut

Harapan besar di pikul oleh Jeka Saragih. Hal ini di karenakan ia membawa nama Indonesia semakin di kenal di kancah MMA internasional. Penggemar tanah air percaya, bahwa Jeka Saragih mampu meraih prestasi lebih tinggi dengan segala kemampuannya di masa mendatang. Petarung yang di nobatkan julukan dengan “Si Tendangan Maut” ini berhasil membuktikan dirinya sebagai salah satu petarung terbaik di Indonesia. Julukan tersebut ia dapati karena teknik andalannya yang menggunakan tendangan kaki dalam pertarungan yang di jalaninya. Perjalanan Karir Jeka Saragih Si Tendangan Maut cukup di penuhi rintangan sejak awal ia memulainya. Meskipun saat ini ia memiliki rekor 11 kali kemenangan dengan 2 kali kalah, serta tidak pernah seri. Ia bertarung di kelas lightweigh 70Kg yang cukup bergengsi. Jeka Saragih juga melakukan latihan dan mengasah kemampuan bertarungnya di sasana SAtria Negara Fighting Camp.

Sedikit menceritakan perjalanan hidup di luar arena, Jeka sendiri merupakan sosok suami dari seorang wanita bernama Desita Ulina Siahaan. Yang pernikahan ia dengan Desita Siahaan di lakukan pada tahun 2020 silam dan telah di karuniai seorang anak laki-laki. Kembali ke perjalanan karir, ketertarikan Jeka Saragih pada seni bela diri sudah muncul sejak SMP, tepatnya ketika ia mulai menekuni seni bela diri wushu. Jeka berhasil mewakili Sumatera Utara pada tahun 2013 dengan memenangkan Kejuaraan Nasional Wushu di Yogyakarta. Perjalanan hidupnya tidak selalu mulus, yang mana ia sempat tidak mendapat restu dari orang tua dan pernah bekerja di galangan kapal sebelum akhirnya fokus pada MMA.

Namun, dedikasi dan semangat juangnya yang tinggi membuatnya terus berlatih dan berusaha meraih lebih banyak prestasi di masa depan. Kisah hidup Jeka Saragih yang penuh perjuangan menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama para penggemar MMA tanah air serta atlet muda yang bercita – cita tinggi.

Kurangnya Dukungan Orangtua Hingga Tampil Di Octagon

Meskipun menghadapi banyak tantangan, Jeka Saragih tetap gigih mengejar impiannya di dunia seni bela diri. Yang mana pada tahun 2015, Jeka memiliki rencana untuk tampil di Pekan Olahraga Nasional XIX. PON tersebut di jadwalkan akan di selenggarakan pada tahun berikutnya di Jawa Barat. Namun sayang, rencana tersebut tidak mendapat restu dari orang tuanya yang lebih menginginkan Jeka Saragih menjadi tentara daripada petarung. Atas keputusan dan kendala restu dari orang tuanya, Jeka memutuskan untuk bekerja di galangan kapal milik PT SMOE Indonesia. Meskipun demikian, Si Tendangan Maut tidak menyerah begitu saja. Hal ini di buktikan ketika bekerja di galangan kapal, Jeka tetap berlatih dan magang di sasana BFC – Batam Fighter Club.

Di sana, Jeka di tawari oleh pemilik BFC, Yakob Sucipto untuk tampil di ajang One Pride TVOne. Ia langsung menerima tawaran tersebut tanpa pertimbangan dan pikir panjang. Setelah melalui proses seleksi, Jeka berhasil masuk dalam kategori kelas A 70 kilogram. Penampilan perdananya di ajang One Pride TVOne membuatnya mulai dikenal publik.

Keputusan Jeka untuk terus berlatih dan menerima tawaran tampil di One Pride TVOne menjadi langkah penting dalam kariernya. Perjuangan Jeka membuktikan bahwa dengan ketekunan dan semangat juang, seseorang dapat meraih impian meskipun menghadapi banyak rintangan. Ia menginspirasi banyak orang dengan kisah hidupnya yang penuh semangat dan determinasi. Cerita tentang tekadnya dalam mengejar impian ini tidak hanya menginspirasi banyak orang, tetapi juga membuktikan bahwa dengan usaha keras dan dedikasi, mimpi bisa menjadi kenyataan. Puncaknya terjadi pada April 2017 ketika ia tampil di octagon One Pride dan berhasil meraih sabuk juara kelas ringan. Di mana momen tersebut terjadi setelah ia mengalahkan Ngabdi Mulyadi. Kesuksesannya ini membuka kesempatan bagi Jeka untuk tampil di ajang Road to UFC. Dengan Kurangnya Dukungan Orangtua Hingga Tampil Di Octagon, merupakah sebuah kesempatan yang tidak ia sia-siakan. Terutama karena ia mengidolakan Conor McGregor sebagai petarung.

Mendapat Kontrak Untuk Lima Pertandingan Dari UFC

Perjalanan Jeka Saragih di dunia MMA menunjukkan dedikasi dan kemampuan luar biasa, yang meskipun mengalami kekalahan di final Road to UFC. Pada pertarungan pertamanya di tahun 2016, Jeka mengalami kekalahan dari Kevin Sulistio. Namun, ia segera bangkit dan terus meraih kemenangan demi kemenangan. Dari lima atlet MMA asal Indonesia yang bertarung di ajang tersebut, hanya Jeka yang berhasil mencapai semifinal. Ia mengalahkan Pawan Maan Singh dengan pukulan berputar yang membuat lawannya jatuh dan mengalami KO. Di babak semifinal, Jeka Saragih kembali meraih kemenangan dengan KO melawan Ki Won Bin. Hal ini membuat dirinya melaju ke babak final melawan Anshul Jubli dari India. Sayangnya, di final Road to UFC, Anshul Jubli yang berhasil mengalahkan Jeka Saragih di ronde kedua.

Meskipun kalah di final Road to UFC, Jeka Saragih tetap Mendapat Kontrak Untuk Lima Pertandingan Dari UFC. Hal ini di karenakan, UFC melihat potensi besar dalam dirinya sebagai atlet MMA berbakat. Sejak ronde pertama melawan Anshul Jubli, Jeka mengalami kesulitan karena strategi gulat Jubli yang banyak bermain di bawah. Sementara Jeka, yang dikenal dengan julukan “Si Tendangan Maut,” sering melancarkan tendangan ke kaki bagian bawah Jubli. Performa Jeka sepanjang pertandingan menampilkan ketangguhan dan bakatnya yang mana hal tersebut tidak luput dari perhatian UFC. Keputusan UFC untuk memberikan kontrak kepada Jeka memberi tanda keyakinan mereka terhadap kemampuannya untuk berkembang dan bersinar di ajang MMA bergengsi ini. Dengan semangat juang yang tinggi dan tekad kuat, potensi untuk meraih lebih banyak kemenangan di masa depan akan di raih oleh Jeka Saragih.