
Bobby Nasution Hentikan Truk Pelat Aceh Jadi Kontroversi Viral?
Bobby Nasution Hentikan Truk Pelat Aceh Jadi Kontroversi Viral?

Bobby Nasution Gubernur Sumatera Utara Menghentikan Truk Berpelat BL (Aceh) Di Kabupaten Langkat Pada Minggu, 28 September 2025. Video yang menampilkan Bobby bersama Asisten Administrasi Umum Pemprov Sumut, Muhammad Suib, menghentikan beberapa truk untuk memeriksa pelat nomor dan tonase muatan memicu perdebatan luas di masyarakat, terutama mengenai tujuan sebenarnya dari tindakan ini: apakah sebagai sosialisasi pajak atau sebuah kontroversi razia kendaraan antarprovinsi.
Dalam video yang beredar, terlihat Bobby Nasution meminta sopir truk agar mengganti pelat nomor BL menjadi BK atau BB, agar pajak kendaraan bermotor yang di bayarkan masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumut. Pajak kendaraan memang menjadi salah satu sumber PAD terbesar di Sumut, dengan nilai mencapai sekitar Rp1,7 triliun per tahun. Menurut Bobby, tindakan ini merupakan bentuk sosialisasi terkait rencana kebijakan yang akan di terapkan mulai Januari 2026, bukan penilangan atau razia.
Pemprov Sumut menegaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pengusaha transportasi agar kendaraan yang beroperasi di Sumut menggunakan pelat lokal. Bobby Nasution juga menekankan bahwa ia menghentikan truk untuk memastikan tonase muatan sesuai dengan kapasitas jalan yang mengalami kerusakan parah, sehingga aspek keselamatan transportasi juga menjadi pertimbangan.
Meski begitu, respons dari masyarakat dan tokoh daerah lain cukup beragam. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menanggapi isu ini dengan santai, mengimbau masyarakat Aceh agar tidak terprovokasi oleh video viral tersebut. Ia menegaskan bahwa polemik pelat nomor kendaraan antarprovinsi tidak perlu di besar-besarkan. Sementara itu, anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma, mengkritik langkah Bobby yang di anggap terlalu emosional dan terburu-buru. Menurutnya, koordinasi antar pemerintah daerah dan sosialisasi intensif seharusnya di lakukan terlebih dahulu sebelum kebijakan seperti ini di terapkan.
Tindakan Tersebut Bukanlah Razia Atau Penilangan
Aksi Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang menghentikan truk berpelat BL (Aceh) di Kabupaten Langkat, memicu beragam tanggapan dari pihak terkait, baik dari pemerintah provinsi, tokoh Aceh, maupun lembaga legislatif. Masing-masing pihak memberikan penjelasan, klarifikasi, dan kritik terkait viralnya video tersebut di media sosial.
Dari sisi Pemprov Sumut, Asisten Administrasi Umum Pemprov Sumut, Muhammad Suib, menegaskan bahwa Tindakan Tersebut Bukanlah Razia Atau Penilangan. Menurut Suib, kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenai rencana kebijakan yang akan di terapkan mulai Januari 2026, di mana kendaraan yang beroperasi di Sumut di harapkan menggunakan pelat lokal agar pajak kendaraan bermotor masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bobby Nasution menambahkan bahwa ia hanya menghentikan beberapa truk untuk memeriksa tonase muatan, karena kondisi jalan di lokasi tersebut mengalami kerusakan parah. Dengan demikian, keselamatan transportasi juga menjadi salah satu pertimbangan utama.
Sementara itu, tanggapan datang dari Pemerintah Aceh. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, atau yang akrab di sapa Mualem, menanggapi isu ini dengan santai. Dalam rapat paripurna DPR Aceh, ia meminta masyarakat Aceh agar tidak terprovokasi oleh video viral tersebut. Mualem menekankan bahwa polemik pelat nomor kendaraan antarprovinsi tidak perlu di besar-besarkan, dan mengingatkan bahwa hubungan antarprovinsi harus tetap harmonis. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan pelat nomor kendaraan sebaiknya di pahami sebagai upaya administratif dan fiskal, bukan bentuk diskriminasi terhadap warga Aceh.
Dari pihak legislatif, Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma, mengkritik langkah Bobby Nasution yang dianggap terlalu emosional dan terburu-buru. Haji Uma menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah provinsi Sumut dan Aceh sebelum kebijakan sosialisasi seperti ini di terapkan
Sejumlah Warganet Menyoroti Niat Baik Yang Diklaim Pemprov Sumut Dan Bobby Nasution
Viralnya video Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menghentikan truk berpelat BL (Aceh) di Kabupaten Langkat, memicu berbagai tanggapan dari warganet Aceh. Media sosial menjadi arena perdebatan, di mana sebagian masyarakat menilai tindakan tersebut sebagai langkah tegas untuk sosialisasi pajak kendaraan bermotor, sementara sebagian lainnya merasa hal itu berpotensi menjadi perlakuan diskriminatif terhadap kendaraan dari Aceh.
Sejumlah Warganet Menyoroti Niat Baik Yang Diklaim Pemprov Sumut Dan Bobby Nasution, yaitu agar pajak kendaraan yang beroperasi di Sumut masuk ke Pendapatan Asli Daerah. “Kalau niatnya hanya sosialisasi pajak dan keselamatan jalan, seharusnya bisa di lakukan dengan cara yang lebih santun, tanpa menghentikan truk di jalan,” tulis salah satu akun Aceh di Twitter. Mereka memahami pentingnya pajak bagi pembangunan daerah, namun merasa pendekatan langsung di jalan raya terkesan mengejutkan sopir dan masyarakat Aceh.
Di sisi lain, ada warganet yang menyoroti aspek provinsi dan identitas daerah. Beberapa komentar menekankan bahwa truk Aceh tetap memiliki hak untuk beroperasi di wilayah Sumut, terutama karena aktivitas transportasi lintas-provinsi sudah menjadi hal yang umum. Mereka mempertanyakan dasar hukum penghentian truk tersebut dan menyebutnya. Sebagai “pembiaran ketidakadilan bagi pengusaha Aceh yang mencari nafkah di luar provinsi.”
Selain itu, sebagian warganet juga membahas viralnya video dari perspektif politik dan citra publik. Banyak yang menilai bahwa video tersebut bisa memicu persepsi negatif terhadap hubungan antarprovinsi. “Kalau niatnya baik, kenapa videonya malah jadi viral dan menuai kritik? Ini menunjukkan komunikasi publik Pemprov Sumut belum maksimal,” komentar seorang pengguna Facebook asal Banda Aceh. Namun, ada juga komentar yang lebih santai dan humoris, mencerminkan budaya Aceh yang khas dalam merespons isu kontroversial.
Mualem Menegaskan Bahwa Penghentian Truk Aceh Oleh Pemprov Sumut Sebaiknya Tidak Dibesar-Besarkan
Viralnya video Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. Yang menghentikan truk berpelat BL (Aceh) di Kabupaten Langkat, pada Minggu, 28 September 2025. Menimbulkan perhatian luas, termasuk dari Pemerintah Aceh. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab di sapa Mualem, memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini. Menekankan sikap tenang dan bijaksana untuk menjaga hubungan antarprovinsi.
Dalam rapat paripurna DPR Aceh, Mualem Menegaskan Bahwa Penghentian Truk Aceh Oleh Pemprov Sumut Sebaiknya Tidak Dibesar-Besarkan. Ia meminta masyarakat Aceh agar tidak terprovokasi oleh video viral yang beredar di media sosial. Menurutnya, masyarakat Aceh perlu memahami konteks sebenarnya dari kejadian tersebut. Yang menurut Pemprov Sumut di maksudkan sebagai sosialisasi pajak kendaraan bermotor dan pemeriksaan tonase muatan demi keselamatan jalan.
Mualem menekankan bahwa kendaraan berpelat Aceh memiliki hak yang sah untuk beroperasi di luar provinsi, termasuk Sumatera Utara. Ia menegaskan bahwa polemik mengenai pelat nomor antarprovinsi tidak seharusnya menimbulkan ketegangan. “Kendaraan Aceh tetap bisa beroperasi secara legal di Sumut. Kita jangan mudah terprovokasi oleh isu yang di besar-besarkan media sosial,” ujarnya.
Selain itu, Mualem juga menyampaikan sikap di plomatisnya terhadap kebijakan Pemprov Sumut. Ia memahami pentingnya pajak kendaraan bagi PAD Sumut. Namun menekankan bahwa pendekatan komunikasi dan sosialisasi sebaiknya di lakukan secara resmi. Bukan melalui penghentian kendaraan di jalan raya yang dapat menimbulkan kesalahpahaman. Mualem menegaskan bahwa harmonisasi antarprovinsi jauh lebih penting daripada sekadar menegakkan kebijakan fiskal. Tanggapan Gubernur Aceh ini mendapat respons positif dari masyarakat Aceh, terutama yang mengikuti perkembangan berita di media sosial Bobby Nasution.