Obsessive Compulsive Disorder Memiliki Berbagai Bentuk Gejala

Obsessive Compulsive Disorder Memiliki Berbagai Bentuk Gejala

Obsessive Compulsive Disorder Memiliki Berbagai Bentuk Gejala

Obsessive Compulsive Disorder Memiliki Berbagai Bentuk Gejala
Obsessive Compulsive Disorder Memiliki Berbagai Bentuk Gejala

Obsessive Compulsive Disorder Adalah Gangguan Mental Yang Menyebabkan Individu Mengalami Obsesi Untuk Melakukan Tindakan Berulang (Kompulsif). Orang dengan OCD mungkin mengalami obsesi seperti ketakutan akan kuman dan kebutuhan untuk menyusun barang-barang dengan rapi. Bahkan mereka memiliki kekhawatiran akan keselamatan diri atau orang yang mereka cintai. Contoh dari perilaku kompulsif ini termasuk mencuci tangan berkali-kali setelah menyentuh sesuatu yang dianggap kotor. Atau ketika ingin berpergian, mereka seringkali mengecek apakah pintu sudah terkunci atau belum. Gangguan ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang karena mereka sering kali menghabiskan banyak waktu untuk melakukan tindakan-tindakan kompulsif atau merasa terganggu secara emosional oleh obsesi mereka.

Meskipun seseorang dengan OCD menyadari bahwa obsesi dan kompulsi mereka tidak masuk akal dan sebenarnya tidak ingin melakukan hal tersebut. Namun mereka sering kali merasa tidak mampu untuk menghentikan atau mengontrolnya. Dan biasanya, jika mereka tidak melakukan tindakan tersebut, mereka mungkin merasa tidak nyaman bahkan bisa mengalami kecemasan yang berlebihan terhadap akibatnya. Gangguan kesehatan mental ini umumnya terjadi pada orang dewasa, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada anak-anak dan remaja. Sebagian besar kasus Obsessive Compulsive Disorder di diagnosis pada usia 19 tahun dan cenderung lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Meskipun penyebab pasti Obsessive Compulsive Disorder masih belum di ketahui secara pasti, beberapa teori telah di ajukan untuk memahami kemungkinan pemicu gangguan ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya riwayat keluarga yang mengidap OCD dapat berpengaruh pada saudara kandungnya. Artinya, faktor genetik di yakini berperan dalam risiko seseorang mengalami OCD. Selain faktor genetik, ketidakseimbangan neurotransmitter di otak juga di kaitkan dengan faktor penyebabnya. Terutama, peningkatan kadar serotonin, neurotransmitter yang terlibat dalam regulasi suasana hati dan perilaku. Yang terakhir adalah faktor lingkungan, seperti rauma atau stres emosional, terutama pada masa kanak-kanak. Faktor ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD di kemudian hari.

Aliando Mengungkapkan Bahwa Obsessive Compulsive Disorder Membuatnya Sering Mengembangkan Kebiasaan Aneh

Aliando Syarief telah menderita gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dalam waktu yang cukup lama. Gangguan tersebut bahkan membuatnya harus beristirahat dari dunia hiburan Indonesia. Dalam sebuah tayangan video yang beredar di Instagram, Aliando Mengungkapkan Bahwa Obsessive Compulsive Disorder Membuatnya Sering Mengembangkan Kebiasaan Aneh, sering menumpuk sampah di kamarnya.

Bahkan ia pernah tidak mandi selama 3 bulan karena terlalu sibuk menyusun sampah-sampah tersebut hingga tertumpuk rapi dan menutupi tubuhnya. Hal inilah yang membuatnya sulit untuk bergerak dan keluar dari kamar. Dalam OCD, kondisi ini disebut Hording. Hording adalah istilah yang digunakan dalam Obsessive Compulsive Disorder (OCD) untuk menggambarkan kecenderungan seseorang untuk mengumpulkan barang-barang dalam jumlah yang besar, bahkan jika barang tersebut tidak berguna atau tidak memiliki nilai. Orang yang menderita hording cenderung sulit untuk membuang barang-barang tersebut, bahkan jika ruang mereka sudah penuh dengan barang-barang yang menumpuk. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalani sehari-hari dan dapat menjadi gejala dari gangguan kecemasan.

Meskipun kondisi kesehatan mentalnya belum sepenuhnya pulih, Aliando menyatakan bahwa ia sudah mulai bisa melawan gejalanya secara perlahan. Dia juga mengungkapkan bahwa awal mula menderita OCD adalah karena di pengaruhi oleh teknik brainwashing dari seseorang yang ingin merampok rumahnya pada tahun 2019. Saat ini, Aliando memilih untuk kembali ke dunia hiburan dengan membintangi sebuah film dan serial berjudul A+. Selama di lokasi syuting, Aliando mendapati bahwa bekerja dengan teman-teman seumuran membantu mengatasi penyakit yang di deritanya. Melalui kesadaran dan pembicaraan terbuka tentang OCD, Aliando telah memberikan kontribusi dalam mengurangi stigma seputar gangguan mental dan mendorong kesadaran akan pentingnya perawatan mental.

Adanya Obsesi Yang Mengganggu Dan Dorongan Untuk Melakukan Tindakan Kompulsif

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) di tandai oleh Adanya Obsesi Yang Mengganggu Dan Dorongan Untuk Melakukan Tindakan Kompulsif yang berulang-ulang. Gejala OCD bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tetapi umumnya melibatkan kombinasi dari obsesi dan kompulsi.

Obsesi adalah pikiran, impuls atau gambaran yang tidak di inginkan dan mengganggu yang muncul berulang kali dalam pikiran seseorang. Contoh obsesi yang umum termasuk ketakutan akan kuman atau kontaminasi serta pikiran obsesif tentang keberuntungan atau kebahagiaan.

Kompulsi adalah tindakan atau ritual yang dilakukan secara berulang-ulang sebagai respons terhadap obsesi yang di alami. Kompulsi ini sering kali dilakukan untuk mengurangi kecemasan atau ketidaknyamanan yang di sebabkan oleh obsesi. Contohnya termasuk mencuci tangan berulang kali, menyusun barang-barang dengan pola tertentu, memeriksa berulang-ulang atau menghitung-hitung dalam pikiran. Mereka juga dapat menyebabkan perasaan malu atau hambatan dalam berfungsi secara optimal dalam berbagai situasi. Dengan demikian, pengenalan gejala dan pengobatan yang tepat dapat membantu individu mengelola OCD mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sayangnya, OCD merupakan gangguan kesehatan mental yang tidak memiliki obat yang dapat menyembuhkannya secara langsung. Namun, individu yang mengidap OCD dapat mengurangi gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari dengan mengikuti beberapa jenis perawatan. Misalnya, berkonsultasi kepada dokter terhadap gejala yang terjadi. Dengan demikian, dokter biasanya akan memberikan saran agar pasien menjalani psikoterapi, meresepkan sebuah obat atau mungkin kombinasi antara keduanya. Tetapi hal ini tergantung pada tingkat keparahan OCD yang di derita. Meskipun sebagian besar penderita mengalami peredaan gejala setelah menerima perawatan, tetapi ada juga yang terus mengalami peningkatan gejala walaupun telah menjalani pengobatan.

Berbagai Bentuk Gejala Obsessive Compulsive Disorder

Ada Berbagai Bentuk Gejala Obsessive Compulsive Disorder yang dapat muncul, dan penelitian terus dilakukan untuk mengidentifikasi tipe-tipe dan variasinya. Meskipun demikian, umumnya gangguan ini di kelompokkan ke dalam enam tipe yang berbeda.

Memeriksa (checking), merupakan jenis OCD yang paling umum. Pada jenis ini, individu sering kali melakukan tindakan memeriksa sesuatu secara berulang-ulang, bahkan hingga ratusan kali dan berjam-jam lamanya. Meskipun terkadang di anggap sepele oleh orang yang tidak akrab dengan OCD, perilaku ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial dan pekerjaan penderitanya. Contoh hal yang sering di periksa termasuk kunci pintu, saklar lampu atau keran air.

Kecemasan akan Kebersihan yang berlebihan. Individu dengan OCD jenis ini sering kali mencuci atau membersihkan bagian tubuh mereka secara berulang-ulang. Mereka juga mungkin menghindari tempat, orang, atau benda-benda tertentu karena takut terkontaminasi.

Kontaminasi Mental, mirip dengan OCD jenis kontaminasi, namun penyebabnya adalah perasaan daripada tempat atau benda. Individu dengan OCD jenis ini merasa terkontaminasi secara psikologis setelah mengalami perlakuan buruk atau komentar yang kasar. Mereka sering kali melakukan tindakan membersihkan diri secara berulang-ulang untuk menghilangkan perasaan kontaminasi tersebut.

Gangguan Penimbunan atau hoarding disorder, merupakan kecenderungan menyimpan atau menimbun benda-benda yang tidak berguna hingga memenuhi ruang di rumah. Alasan di balik perilaku penimbunan dalam konteks OCD belum sepenuhnya di ketahui. Namun, gejala OCD jenis ini dapat berbahaya karena berkaitan dengan kebersihan dan keselamatan lingkungan.

Selain itu, terdapat juga gejala lain yang dapat muncul pada OCD, seperti kebutuhan untuk menyusun atau menyortir benda-benda dengan urutan tertentu, serta pikiran obsesif yang berulang dan mengganggu yang seringkali tidak memiliki jawaban pasti. Gejala ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain yang mengidap Obsessive Compulsive Disorder.