Matera, Pesona Tersembunyi Di Balik Tebing Batu

Matera

Matera, Pesona Tersembunyi Di Balik Tebing Batu

Matera
Matera, Pesona Tersembunyi Di Balik Tebing Batu

Matera, Sebuah Kota Di Italia Selatan, Terkenal Dengan Keindahan Alamnya Yang Menakjubkan Dan Sejarahnya Yang Kaya. Namun, tersembunyi di balik tebing batunya yang kokoh terdapat permata tersembunyi yaitu Perkampungan Matera.

Perkampungan Matera, juga di kenal sebagai Sassi di Matera, adalah pemukiman kuno yang berasal dari zaman prasejarah. Sassi di Matera juga di kenal sebagai kawasan kota kuno yang terukir dalam batu kapur.

Kota ini menyajikan rumah-rumah yang di bangun di dalam gua dengan jaringan terowongan lorong-lorong serta tangga yang menghubungkan berbagai ruang dan gua-gua, yang kemudian menciptakan labirin yang menarik dan membingungkan. Di antara rumah-rumah yang terukir, terdapat juga gereja-gereja kuno yang di pahat di dalam batu dan beberapa di antaranya memiliki seni rupa dan arsitektur yang menawan.

Matera terletak di kawasan Basilicata, Italia Selatan, di tepi kanan jurang Gravina yang ngarainya membentuk batas geologis antara Negara Bukit Basilicata di Barat Daya dan dataran tinggi Murgia di Apulia di Timur Laut. Matera berasal dari zaman prasejarah dan menjadi pemukiman tetap hingga hari ini. Karena itu Kota ini menjadi salah satu pemukiman paling tua di dunia yang dihuni secara permanen.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa gua-gua dan tempat-tempat di sekitar kawasan ini sudah di huni sejak zaman prasejarah. Lebih dari 9000 tahun yang lalu, kawasan ini pernah menjadi tempat tinggal beragam suku praromawi. Dan seiring waktu Matera berkembang menjadi kota bawah tanah yang rumit dengan jaringan gua-gua dan struktur batu yang terukir.

Terbagi Menjadi Dua Bagian

Sassi di Matera Terbagi Menjadi Dua Bagian utama, yaitu Saso Cavioso dan Saso Barisano, di mana dua wilayah ini memiliki ciri khas serta karakter yang berbeda. Saso Cavioso adalah bagian dari Sassi di Matera yang lebih tua dan merupakan daerah pemukiman gua yang paling masyhur di kawasan ini. Terdapat gua-gua yang di ubah menjadi rumah-rumah tradisional yang terpahat di tebing batu kapur. Bangunan-bangunan ini memiliki struktur yang menyatu dengan lingkungan alaminya. Kawasan ini memiliki struktur yang lebih berliku dan bertingkat, serta jalan-jalan kecil yang membentang di antara rumah-rumah gua. Di tempat ini terdapat juga gereja-gereja kuno di antara gua-gua tersebut.

Sementara itu Saso Barisano kendati juga terletak di kawasan Sassi, memiliki karakteristik yang berbeda dari Saso Cavioso. Kawasan ini memiliki struktur yang lebih padat dengan bangunan-bangunan batu yang lebih di poles dan berkonstruksi lebih baik. Di kawasan ini gua-gua juga di ubah menjadi rumah, tetapi lebih banyak bangunan yang memiliki Fasad yang terlihat dari luar. Selain itu wilayah ini juga memiliki jalan-jalan yang lebih lebar dan teratur di bandingkan Saso Cavioso. Namun demikian, kedua bagian dari Sassi di Matera ini menunjukkan evolusi pemukiman manusia selama berabad-abad di kawasan ini. Masing-masing memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menjelajahi sejarah arsitektur kuno. Serta kehidupan tradisional yang masih dapat di nikmati hingga kini.

Pada tahun 1950-an banyak orang di Matera hidup dalam kemiskinan, bahkan kota ini di anggap memalukan Italia karena kemiskinan ekstrem dan penyakit yang meluas di kawasan Sassi kuno. Karena itu mereka di pindahkan ke daerah baru dan untuk sementara waktu sehingga Sassi di Matera menjadi kawasan yang terbengkalai.

Namun, penduduk dari Kota ini berhasil menciptakan komunitas yang kuat dan tahan lama di lingkungan yang menantang ini. Mereka mengembangkan cara hidup yang unik, memanfaatkan ruang terbatas di gua-gua untuk tempat tinggal, penyimpanan, dan bahkan kandang ternak.

Matera Menjadi Warisan Dunia

Pada tahun 1993 Sassi di Matera diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO yang membantu melestarikan warisan berharga ini. Matera Menjadi Warisan Dunia telah menjadi salah satu tujuan wisata yang paling menarik di Italia. Banyak rumah batu yang semula di tinggalkan, di renovasi menjadi penginapan, toko kerajinan, restoran, dan museum. Yang kemudian menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk menyaksikan keindahan serta keunikan kota ini dan budayanya.

Matera juga di kenal memiliki keindahan alam yang menakjubkan, wilayah sekitar kota ini terutama di wilayah Basilicata menawarkan pemandangan alam yang indah dan beragam. Matera terletak di daerah Karstik yang kaya akan bentang alam yang unik. Bukit-bukit batu kapur, lembah-lembah dan formasi geologi lainnya memberikan pemandangan yang menarik. Di samping itu terdapat beberapa tanaman nasional dan area alam di sekitarnya yang menawarkan jalur hiking dan tracking yang sangat indah.

Wilayah sekitar Kota ini juga memiliki gua-gua dan sistem caverna yang menakjubkan, beberapa di antaranya adalah Gua Kastel Mezano dan Gua Pertosa yang bisa di jelajahi oleh pengunjung yang tertarik dengan petualangan di dalam gua. Bahkan meskipun Matera sendiri tidak memiliki akses langsung ke area pantai, tetapi wilayah Basilicata memiliki pesisir yang menakjubkan seperti Dimaratea dan Metaponto yang dapat di akses dengan perjalanan singkat dari kota.

Daerah sekitar Matera juga menawarkan pedesaan yang memikat, ladang-ladang anggur, ladang kebun zaitun dan kebun-kebun buah yang hijau. Pemandangan pedesaan yang damai dan alam yang subur, merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menjelajahi area sekitar.

Alam di sekitarnya pun juga menawarkan kesempatan untuk menjelajah keindahan alam Selatan Italia yang beragam, baik melalui kegiatan luar ruangan seperti hiking, menjelajahi gua-gua, menikmati pemandangan, atau hanya menikmati ketenangan alam pedesaan yang sangat indah. Tetapi tentu saja yang paling menarik dari Matera adalah budayanya yang mencerminkan kesetiaan yang kuat terhadap warisan sejarah.

Dijuluki Sebagai Kota Memalukan

Matera pernah Dijuluki Sebagai Kota Memalukan (“città della vergogna”) pada tahun 1950-an. Julukan ini muncul karena beberapa alasan:

Kondisi kehidupan yang buruk: Perkampungan Sassi di Matera terkenal dengan kondisi kehidupan yang sangat memprihatinkan. Rumah-rumah gua yang sempit dan kumuh, sanitasi yang buruk, dan tingkat kemiskinan yang tinggi membuat Kota ini menjadi salah satu kota termiskin di Italia.

Ketidakpedulian pemerintah: Pada saat itu, pemerintah Italia tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap kondisi di Kota ini. Kurangnya investasi dan infrastruktur menyebabkan situasi di Sassi semakin memburuk.

Stereotip negatif: Masyarakat Italia pada saat itu memandang kota ini sebagai tempat yang terbelakang dan penuh dengan penyakit. Stereotip negatif ini semakin memperparah citra buruk Matera.

Pada tahun 1952, Carlo Levi, seorang penulis dan seniman Italia, menerbitkan buku berjudul “Cristo si è fermato a Eboli” (Kristus Berhenti di Eboli). Buku ini menceritakan pengalaman Levi selama pengasingannya di Matera dan menggambarkan kondisi kehidupan yang memprihatinkan di sana.

Pemerintah Italia akhirnya meluncurkan program restorasi besar-besaran pada tahun 1950-an untuk memperbaiki kondisi di Perkampungan Sassi. Program ini berhasil mengubah Matera menjadi tujuan wisata yang populer. Rumah-rumah gua yang dulunya kumuh kini telah di renovasi menjadi hotel, restoran, dan toko-toko.

Pada tahun 2019, Matera di nobatkan sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa. Penghargaan ini merupakan simbol dari transformasi dan pembaruan Matera dari “kota memalukan” menjadi kota yang indah dan makmur untuk Kota Matera.