Tubuh Astronot Jika Meninggal Di Luar Angkasa, Apa Yang Terjadi

Tubuh Astronot

Tubuh Astronot Jika Meninggal Di Luar Angkasa, Apa Yang Terjadi

Tubuh Astronot Jika Meninggal Di Luar Angkasa, Apa Yang Terjadi

Tubuh Astronot Jika Dengan Maraknya Sebuah Misi Ke Luar Angkasa, Maka Akan Semakin Sering Pula Mereka Yang Akan Di Luncurkan Ke Sana. Namun pernahkah anda bertanya-tanya, apa yang kemungkinan terjadi pada astronot jika meninggal saat mereka menjalankan sebuah misinya. Kira-kira apa yang di lakukan kepada jenazah astronot yang di katakan sudah meninggal tersebut dan apa yang terjadi pada tubuhnya?

Memang tidak di ragukan lagi untuk mengirim manusia ke luar angkasa adalah sebuah hal yang di mana sangat sulit dan juga berbahaya. Sejak adanya sebuah eksplorasi ruang angkasa saat di mulai lebih dari 60 tahun yang lalu. Ada 20 orang yang telah meninggal – 14 orang yang berada di tragedi pesawat ulang-alik NASA di tahun 1968 dan 2003. Serta ada tiga kosmonot di dalam sebuah misi Soyuz 11 pada tahun 1971, dan juga ada tiga astronot di dalam sebuah kebakaran landasan pada peluncuran Apollo 1 di tahun 1967.

Untuk mengingat betapa rumitnya untuk penerbangan antariksa manusia, sebenarnya memang luar biasa karena hanya sedikit orang yang sudah kehilangan nyawa sejauh in. Namun NASA sudah berencana untuk bisa mengirim kru untuk ke Bulan di tahun 2025 dan juga Tubuh Astronot ke bulan Mars dalam sebuah dekade berikutnya. Pada penerbangan antariksa ini sudah komersial memang menjadi rutin mereka. Ketika sebuah perjalanan luar angkasa sudah menjadi lebih umum, begitu juga dengan seseorang yang akan meninggal di dalam sebuah perjalanan misinya.

Pada hal ini sudah mengingatkan kita untuk sebuah pertanyaan yang suram namun penting bagi kita untuk di tanyakan. Jika Tubuh Astronot yang meninggal di luar angkasa apa yang akan terjadi pada tubuh atau jenazah mereka? Jika anda ingin lebih tahu pada pembahasan ini, simak terus penjelasan dari kami agar bisa tahu dan paham mengenai hal tersebut.

Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Astronot Jika Meninggal Di Luar Angkasa

Pada pembahasan ini kami akan menjelaskan tentang Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Astronot Jika Meninggal Di Luar Angkasa. Di luar angkasa tentunya sudah berbeda pada kondisinya dengan di Bumi tempat yang saat ini kita huni. Bahwa itu adalah sebuah lingkungan yang cukup keras, pada suhunya sangat dingin, serta memiliki sebuah radiasi yang berbahaya.

Nah, di dalam ruang yang hampa memiliki tekanan rendah, mau sebuah cairan apa pun itu yang ada di permukaan tubuh baik (kulit, mata, mulut, telinga, serta paru-paru). Maka hal tersebut akan bisa segera berubah untuk menjadi gas. Menurut ungkapan Jimmy Wu, seorang kepala insinyur di sebuah Translational Research Institute for Space Health, berada di the Baylor College of Medicine Texas. Bahwa pembuluh darah yang ada di permukaan juga akan bisa pecah dan juga berdarah, bahkan setelah terjadinya kematian tersebut.

Lalu, untuk sisa air yang ada di dalam tubuh kemungkinan akan bisa membeku karena suhu di dasar luar angkasa yang rendah yaitu memiliki minus 270,45 derajat Celcius. Hilangnya sebuah cairan, di tambah lagi adanya pembekuan akan bisa menyebabkan tubuh astronot akan menjadi sebuah mumi yang akan bisa menjaga tubuh tetap utuh. Lantas apakah yang akan terjadi pada tubuh mereka selanjutnya? Jadi pada hal tersebut sebetulnya tergantung pada sebuah bakteri yang berada di sekitarnya.

Para peneliti di sebuah Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sudah menunjukkan sebuah bakteri akan bisa bertahan hidup setidaknya dengan jangka tiga tahun. Ketika bakteri masih bisa hidup di tubuh, bakteri itu akan mulai mencerna di tubuh. Meskipun di luar angkasa memiliki suhu yang dingin, tetapi pada suhunya bisa menjadi panas. Contoh sebuah gambaran pada suhu di permukaan ISS memiliki minus 200 C sampai 200 C. Sebuah radiasi di ruang angkasa akan bisa berdampak buruk pada tubuh, sehingga bisa memecahkan ikatan pada karbon dan bisa menyebabkan kerusakan pada kulit serta otot.

Pemakaman Astronot Di Luar Angkasa

Nah, di sini kami akan menjelaskan tentang Pemakaman Astronot Di Luar Angkasa. Memanglah telah terdapat sebagian pertimbangan pula buat ‘membuang’ jenazah pada astronot selaku sesuatu pemecahan bila terdapat yang telah wafat di luar angkasa. Sehabis di buang, suatu badan yang telah hadapi suatu kehilangan cairan tubuh serta membusuk itu hendak mengarah ke orbit. Jadi jenazah hendak menjajaki suatu ara dorongannya, kecuali bertabrakan dengan suatu barang yang lain.

Bila jenazah yang bertabrakan lebih besar hendak mengingat banyaknya suatu puing- puing serta satelit hendak mengorbit di sekitaran Bumi. Buat dapat menjauhi suatu efek ini, NASA telah merekomendasikan buat dapat berangkat ke lebih jauh di luar angkasa. Jadi perihal ini hendak “meninggalkan sesuatu orbit planet” saat sebelum membuang suatu. Bila bertabrakan antara suatu objek serta wahana di luar angkasa hendak menimbulkan suatu kehancuran yang nyatanya merugikan.

Saat jenazah di buang telah sukses dan menjauhi suatu tabrakan dengan satelit serta sampah yang terdapat di luar angkasa. Lama kelamaan jenazah ini hendak dapat tertarik ke arah Bumi dengan lama- lama sebab terdapat suatu tarikan gravitasi. Pada kesimpulannya, perihal ini bisa jadi ialah suatu bagian yang sangat dramatis buat ekspedisi jenazah di luar angkasa. Jadi perihal tersebut hendak dapat masuk kembali ke suatu suasana serta dapat di bakar.

Membebaskan badan dari suatu pesawat luar angkasa tidaklah sesuatu opsi sehabis terbentuknya kematian. NASA pula hendak meningkatkan buat kantong jenazah yang hendak dapat mengawetkan jenazah sekitaran 48 hingga 72 jam. Waktu tersebut telah di anggap lumayan dapat kembali ke Bumi dari suatu ISS. Tetapi, kala ekspedisi lumayan jauh, semacam pada misi Mars yang telah membutuhkan waktu 7 bulan buat dapat kembali ke Bumi. Pastinya hendak mencari opi yang lain.“ NASA ingin mempersiapkan suatu prosedur pemakaman jenazah di luar angkasa. Pada industri penerbangan luar angkasa komersial mungkin wajib dapat merancang metode itu,” bonus Wu.

Jika Astronot Menabrak Sampah Di Luar Angkasa

Pembahasan terakhir ini kami akan menjelaskan Jika Astronot Menabrak Sampah Di Luar Angkasa. Selain mengikuti orbit Bumi, hal lainnya jika manusia yang melompat dari suatu ISS di ruang angkasa. Selain di Bumi, sampah pun juga ada di luar angkasa, kini sampah luar angkasa ada berbagai macam untuk bentuknya. Namun sampah di luar angkasa ini kebanyakan dari serpihan badan pesawat di luar angkasa maupun sebuah satelit yang sudah mengangkasa.

Nah, pada sampah luar angkasa ini akan bisa berputar-putar dan akan bisa mengorbit ke Bumi, seperti hal nya satelit ataupun ISS. Pada sebelumnya, kini Bobo sudah menuliskan, bahwa astronot yang mau melompat dari ISS akan bisa ikut mengorbit ke Bumi. Untuk efek lainnya dari lompatan yang sudah mereka lakukan adalah astronot akan bisa bertabrakan dengan sebuah sampah yang ada di luar angkasa. Ataupun sebuah debris yang juga ikut mengorbit ke Bumi.

Sudah ada lebih dari 13.000 sampah yang ada di luar angkasa dengan berbagai macam bentuk ukuran yang mengorbit ke Bumi dengan adanya kecepatan tinggi. Pada hal ini bisa mencapai dengan 32.200 kilometer per jam. Kini ISS juga banyak yang sudah bertabrakan dengan sampah di luar angkasa. Namun karena sebuah bentuk serta ukuran ISS yang besar. Maka sebuah tabrakana ini tidak akan bisa menimbulkan kerusakan yang cukup serius pada ISS.

Berbeda halnya dengan sebuah astronot yang bertabrakan dengan suatu sampah di luar angkasa.  Maka hal tersebut bisa saja akan menimbulkan sebuah kerusakan pada baju ruang angkasa yang sudah mereka gunakan yaitu baju astronot. Maka dari itu, mereka memang harus betul-betul berhati-hati saat melakukan sebuah misi agar tidak bertabrakan pada sampah-sampah di luar angkasa. Kemungkinan yang akan terjadi jika bertabrakan pada sampah ini akan bisa menimbulkan efek yang besar pada Tubuh Astronot.

Exit mobile version