Bukan
Bukan Cuma Keraton! Ini Spot Yang Wajib Didatangi Saat Ke Solo

Bukan Cuma Keraton! Ini Spot Yang Wajib Didatangi Saat Ke Solo

Bukan Cuma Keraton! Ini Spot Yang Wajib Didatangi Saat Ke Solo

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bukan Cuma Keraton! Ini Spot Yang Wajib Didatangi Saat Ke Solo

Bukan Sekedar Wisata Sejarah, Kota Solo Surakarta Miliki Ragam Wisata Alam Kuliner Budaya Yang Sangat Menarik, Yuk Kita Bahas. Kota Solo, atau Surakarta, selama ini dikenal luas sebagai kota budaya dengan Keraton Kasunanan sebagai simbolnya. Namun, di balik pesonanya yang tradisional, Solo menyimpan beragam destinasi wisata yang tak kalah menarik. Dari wisata sejarah, alam, kuliner, hingga spot kekinian, Solo bisa jadi pilihan sempurna untuk liburan singkat tapi berkesan.

Berikut destinasi wisata di Solo yang wajib masuk dalam daftar kunjunganmu:

  1. Keraton Kasunanan Surakarta

Meski bukan satu-satunya, Keraton tetap menjadi wajah utama Solo. Di bangun pada abad ke-18, Keraton ini bukan hanya tempat tinggal raja, tetapi juga pusat pelestarian budaya Jawa. Kamu bisa melihat koleksi benda pusaka, gamelan, kereta kencana, dan menyaksikan pertunjukan tari atau gamelan tradisional.

  1. Taman Balekambang

Taman kota yang satu ini cocok untuk keluarga. Di dalamnya ada taman air, taman rusa, hingga ruang terbuka hijau yang tenang. Taman ini juga menjadi lokasi favorit anak-anak muda Solo untuk bersantai sore. Arsitekturnya memadukan unsur modern dan klasik Jawa Bukan.

  1. Pasar Triwindu

Bagi pecinta barang antik, Pasar Triwindu adalah surga dunia. Di sini kamu bisa menemukan berbagai benda kuno seperti kamera jadul, uang zaman kolonial, topeng wayang, hingga lukisan klasik. Tempat ini juga Instagramable banget, cocok untuk konten foto dengan sentuhan vintage.

  1. Kampung Batik Laweyan

Solo dan batik adalah dua hal yang tak bisa di pisahkan. Di Kampung Batik Laweyan, kamu bisa melihat langsung proses pembuatan batik tulis, belanja batik dari para pengrajin lokal, atau sekadar menikmati suasana kampung dengan rumah-rumah kuno bergaya Eropa-Jawa yang eksotik Bukan.

Banyak Wisatawan Merasa Seperti “Pulang Kampung” Ketika Mengunjungi Solo

Ketika orang berbicara tentang Solo, biasanya yang muncul di benak adalah keraton, batik, atau nasi liwet. Namun, ada satu hal yang sering kali luput dari perhatian tetapi meninggalkan kesan mendalam bagi para pelancong: keramahan warganya. Warga Solo di kenal memiliki tutur kata yang lembut, sopan santun tinggi, dan sikap yang sangat menghargai orang lain, termasuk para pendatang. Ini bukan sekadar stereotip, tetapi benar-benar terasa begitu seseorang menginjakkan kaki di kota yang berjuluk “The Spirit of Java” ini. Bahkan dalam interaksi sehari-hari seperti menanyakan arah atau membeli jajanan di pinggir jalan, sapaan seperti “monggo” atau “nuwun sewu” (permisi) kerap terdengar. Bahasa Jawa halus tetap menjadi bagian penting dari kehidupan warga, mencerminkan karakter masyarakatnya yang santun dan berbudaya.

Salah satu contoh nyata bisa di rasakan saat wisatawan berbelanja di pasar tradisional seperti Pasar Gede atau Pasar Klewer. Para pedagang tidak memaksa pembeli, tetapi melayani dengan senyum dan kesabaran. Bahkan mereka tak segan memberi informasi tambahan atau menawar harga dengan ramah. Tak heran, Banyak Wisatawan Merasa Seperti “Pulang Kampung” Ketika Mengunjungi Solo.

Keramahan ini juga tercermin dalam komunitas masyarakatnya. Banyak warga yang dengan senang hati membuka rumah mereka bagi pelancong dalam bentuk homestay lokal, terutama di kampung-kampung budaya seperti Laweyan atau Kauman. Mereka bukan hanya menyediakan tempat menginap, tetapi juga mengajak tamu ikut terlibat dalam aktivitas harian: belajar membatik, memasak masakan Jawa, hingga sekadar ngobrol santai di beranda sambil menikmati teh hangat. Bagi banyak wisatawan, interaksi dengan warga lokal inilah yang justru menjadi highlight dari perjalanan mereka. Budaya guyub dan gotong royong yang masih kuat terasa membuat atmosfer Solo sangat bersahabat.

Kota Ini Bukan Sekedar Kota Biasa Tapi Merupakan Surga Kuliner Yang Ramah Di Kantong

Di tengah deretan kota-kota besar di Indonesia, Solo atau Surakarta mungkin terlihat sederhana. Namun, justru di situlah letak keistimewaannya. Kota ini menawarkan pesona yang tidak bisa di temukan di tempat lain gabungan antara budaya yang hidup, masyarakat yang hangat, kuliner yang menggoda, dan suasana kota yang tenang namun tetap dinamis. Jika kamu mencari pengalaman wisata yang autentik dan bermakna, Solo adalah jawabannya.

Pertama, Solo adalah kota budaya. Tidak hanya memiliki Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran, tetapi juga aktif dalam menjaga tradisi Jawa melalui berbagai acara seperti Kirab Pusaka, Sekaten, hingga Festival Payung. Budaya di sini bukan sekadar tontonan, tapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warganya. Kamu bisa melihat anak muda tetap bangga mengenakan batik, atau para seniman lokal menari dan memainkan gamelan dengan penuh dedikasi.

Kedua, Kota Ini Bukan Sekedar Kota Biasa Tapi Merupakan Surga Kuliner Yang Ramah Di Kantong. Dari nasi liwet, selat Solo, tengkleng, hingga serabi Notosuman semua makanan legendaris ini bisa di nikmati tanpa menguras dompet. Yang paling menyenangkan, kuliner di Solo masih kental dengan cita rasa otentik, tidak terdistorsi oleh tren modernisasi berlebih.

Ketiga, Solo menawarkan suasana kota yang bersahabat dan tenang. Lalu lintas yang relatif tertib, ruang publik yang nyaman seperti Taman Balekambang dan jalur sepeda, serta ritme hidup yang tidak terlalu cepat membuat Solo cocok untuk siapa pun yang ingin rehat sejenak dari hiruk pikuk kota besar. warga Solo di kenal ramah dan sopan. Ini bukan sekadar cerita, tetapi benar-benar bisa dirasakan langsung oleh siapa saja yang berkunjung. Sikap masyarakat yang terbuka dan menghargai pendatang membuat wisatawan merasa aman dan di terima.

Alun-Alun Kidul Solo Adalah Ruang Terbuka Yang Luas, Bersih, Dan Tertata Rapi, Dengan Latar Belakang Bangunan-Bangunan Tua Bersejarah

Jika ingin merasakan denyut kehidupan malam Kota Solo, Alun-Alun Kidul dan Gladag Langen Bogan (Galabo) adalah dua destinasi yang wajib kamu kunjungi. Berada di jantung kota, keduanya menjadi ruang publik sekaligus pusat kuliner yang menyatukan warga lokal dan wisatawan dalam suasana santai dan hangat.

Alun-Alun Kidul Solo Adalah Ruang Terbuka Yang Luas, Bersih, Dan Tertata Rapi, Dengan Latar Belakang Bangunan-Bangunan Tua Bersejarah. Saat sore menjelang malam, alun-alun ini berubah menjadi titik temu masyarakat dari berbagai kalangan. Anak-anak berlarian, pasangan muda duduk menikmati udara senja, dan para pedagang kaki lima mulai menata dagangannya. Lampu-lampu kota yang mulai menyala menambah keindahan suasana, menciptakan atmosfer yang tenang namun hidup.

Namun, magnet utama kawasan ini adalah Galabo (Gladag Langen Bogan)—sebuah kawasan kuliner malam yang menyuguhkan cita rasa khas Solo. Mulai dari nasi liwet, tengkleng, sate kere, wedang ronde, hingga wedang uwuh, semuanya tersaji di tenda-tenda yang berjajar rapi. Yang membuat Galabo istimewa adalah konsepnya: kuliner khas di sajikan dengan suasana tradisional namun tetap nyaman dan modern. Kamu bisa duduk lesehan, ngobrol santai, sambil menyantap hidangan hangat yang menggoda selera.

Di Galabo, kamu tidak hanya sekadar makan. Kamu juga akan merasakan bagaimana budaya makan malam di Solo bukan hanya soal rasa, tapi juga soal kebersamaan. Musik keroncong atau campursari kadang mengalun dari pengeras suara, menambah sentuhan khas Jawa yang begitu kental. Bahkan, tidak jarang ada pertunjukan seni kecil dari komunitas lokal yang tampil spontan Bukan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait