JD.ID, Dari Kejayaan Hingga Kejatuhan

JD.ID

JD.ID, Dari Kejayaan Hingga Kejatuhan

JD.ID
JD.ID, Dari Kejayaan Hingga Kejatuhan

JD.ID Adalah Salah Satu Marketplace Yang Cukup Populer Di Indonesia Pada Zamannya Sebelum Akhirnya Pamit Undur Diri. Didirikan pada tahun 2015 dengan misi make the joy happen atau menghadirkan kebahagiaan, marketplace ini menawarkan berbagai macam produk, mulai dari elektronik, fashion, hingga kebutuhan rumah tangga.

JD.ID yang didirikan oleh Liu Qiongdong alias Richard Liu pada 18 Juni 1998 sempat menjadi salah satu marketplace terlaris di Indonesia. Pada tahun 2022, Marketplace ini menempati posisi ketiga dalam daftar marketplace terlaris di Indonesia, berdasarkan data dari iPrice.

Sebagai e-commerce pendatang asal Tiongkok, bisnis JD.ID berkembang pesat di Indonesia. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah produk dari yang semula  10.000 SKU di tahun 2015 menjadi hampir 100.000 SKU di akhir tahun 2016.

Aspek Kunci Pasar

Berikut adalah beberapa Aspek Kunci Pasar JD.ID  yang dulunya menjadi pemain utama di e-commerce Indonesia.

  1. Keterpercayaan dan Keamanan Transaksi

Salah satu faktor utama yang membuat JD.ID menonjol adalah keterpercayaan yang di berikan kepada pelanggan. Dengan sistem keamanan transaksi yang canggih, pelanggan dapat merasa aman saat berbelanja di platform ini. JD.ID telah mengimplementasikan standar keamanan tertinggi, termasuk enkripsi data dan perlindungan pembeli, yang membangun kepercayaan pelanggan dan meningkatkan tingkat transaksi.

  1. Koleksi Produk yang Luas dan Berkualitas

JD.ID menawarkan beragam produk berkualitas tinggi, mulai dari elektronik, fashion, kebutuhan rumah tangga, hingga produk-produk kesehatan. Dengan kerjasama yang kuat dengan berbagai merek terkemuka, JD.ID memastikan bahwa pelanggan memiliki pilihan yang luas dan berkualitas. Hal ini membantu JD.ID menjadi destinasi belanja utama bagi berbagai kebutuhan konsumen.

  1. Inovasi Teknologi dan Pengalaman Pengguna yang Optimal

JD.ID terus berinvestasi dalam teknologi terkini untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan antarmuka yang ramah pengguna, navigasi yang mudah, dan fitur-fitur inovatif seperti pengiriman cepat, JD.ID berusaha untuk memberikan pengalaman belanja yang optimal bagi pelanggan. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) di gunakan untuk memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi pengguna.

  1. Layanan Pelanggan yang Profesional

JD.ID diakui atas layanan pelanggan yang profesional dan responsif. Tim dukungan pelanggan yang terlatih dengan baik siap membantu pelanggan dalam menyelesaikan masalah dan memberikan informasi yang di perlukan. Komitmen terhadap kepuasan pelanggan merupakan salah satu aspek yang membedakan JD.ID dari pesaingnya.

  1. Komitmen terhadap Keberlanjutan

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, JD.ID juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan. Melalui program-program lingkungan dan inisiatif tanggung jawab sosial, JD.ID berusaha untuk memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Namun, pada awal tahun 2023, JD.ID mengumumkan bahwa mereka akan menutup layanannya secara permanen pada tanggal 31 Maret 2023. Penutupan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat JD.ID adalah salah satu marketplace yang cukup besar di Indonesia.

Faktor Penyebab Tutupnya JD.ID

Ada beberapa Faktor Penyebab Tutupnya JD.ID :

  • Faktor pertama adalah persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce Indonesia. Di Indonesia, terdapat banyak marketplace besar, seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Persaingan yang semakin ketat ini membuat JD.ID sulit untuk bersaing dan mempertahankan pangsa pasarnya.
  • Faktor kedua adalah klaim JD.ID yang menjual produk orisinal. Klaim ini sempat menjadi salah satu keunggulan Mereka di bandingkan marketplace lainnya. Namun, daya beli masyarakat Indonesia soal edukasi mengenai produk orisinal masih kurang. Hal ini membuat JD.ID kesulitan untuk meyakinkan konsumen bahwa produk-produk yang mereka jual adalah asli.

Penutupan JD.ID tentu saja menjadi kerugian bagi industri e-commerce Indonesia. JD.ID merupakan salah satu marketplace yang cukup besar dan memiliki basis konsumen yang cukup luas. Penutupan ini juga akan berdampak pada bisnis logistik dan kurir, seperti Deliveree dan Anteraja.

JD.ID  melakukan PHK pada pertengahan Desember 2020 sebelum mengumumkan berakhirnya layanan. Jumlah itu lebih dari 200 orang, sekitar 30% dari seluruh karyawan JD.ID.

Langkah ini harus di lakukan perusahaan untuk beradaptasi dengan tantangan perubahan bisnis yang cepat. Hal ini di sampaikan langsung oleh Setya Yudha Indraswara, Head of Corporate Communications and Public Relations JD.ID. Dalam keterangan resminya, Setya menjelaskan: “Perusahaan harus mengambil langkah-langkah adaptif untuk menghadapi tantangan perubahan bisnis yang cepat.”

Bukti Warga RI Tak Peduli Produk Ori?

JD.ID punya klaim yang menjual produk orisinal. Klaim yang menjadi keunggulan mereka malah tidak di respon oleh warga lokal. Kenapa? Apakah ini Bukti Warga RI Tidak Peduli Produk Ori?

Pertanyaan mengenai sejauh mana warga Indonesia peduli terhadap produk ORI (Original) bisa menjadi hal yang kompleks dan bervariasi. Sikap konsumen terhadap produk ORI dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kesadaran konsumen, preferensi pribadi, tingkat pendapatan, dan faktor-faktor lainnya.

Di satu sisi, ada sejumlah warga Indonesia yang sangat memperhatikan dan peduli terhadap produk ORI. Mereka mungkin menghargai kualitas, keamanan, dan keaslian suatu produk. Selain itu, terdapat juga kesadaran akan pentingnya mendukung produsen asli dan mencegah pembajakan atau produk palsu.

Namun, di sisi lain, beberapa orang mungkin lebih mempertimbangkan faktor harga atau ketersediaan daripada keaslian produk. Beberapa mungkin memilih produk tiruan atau ilegal karena harganya lebih murah, tanpa memperhatikan potensi risiko terkait dengan produk palsu.

Penting untuk dicatat bahwa kesadaran dan preferensi konsumen dapat berubah seiring waktu, terutama dengan upaya kampanye edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mendukung produk asli. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam memberantas produk palsu juga dapat memainkan peran penting dalam mengubah perilaku konsumen.

Oleh karena itu, sementara ada sebagian warga yang sangat memperhatikan produk ORI, ada juga yang mungkin tidak terlalu mempedulikan hal tersebut. Pendidikan konsumen, penegakan hukum, dan upaya pemasaran yang meningkatkan nilai produk ORI dapat membantu meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap produk asli.

Beberapa E-Commerce Yang Sudah Tutup

Selain JD.ID ada juga Beberapa E-Commerce Yang Sudah Tutup di Indonesia, diantaranya adalah :

  1. Rakuten

Belanja online Rakuten sudah meninggalkan Indonesia pada 1 Maret 2016. Alasan keluarnya Rakuten belum dijelaskan sepenuhnya. Namun, pelanggan yang saat itu sudah bertransaksi dengan Rakuten di pastikan tidak perlu khawatir. Hal ini karena semua pesanan dan pembayaran yang di konfirmasi di proses berdasarkan pembayaran sesuai pemakaian.

  1. Blanja.com

Layanan e-commerce yang disediakan oleh blanja.com, perusahaan patungan antara Telkom dan eBay, telah ditutup pada 1 September 2020. Pemberitahuan di situs blanja.com di katakan bahwa karena penutupan tersebut ada perubahan perubahan strategi komersial di BLANJA.com. Oleh karena itu, mulai tanggal 1 September 2020 seluruh penjualan di BLANJA sudah dihentikan.

  1. Elevenia

Situs belanja online Elevenia sudah mengakhiri layanan belanjanya terlebih dahulu pada 1 Desember 2022. Mengutip laman resmi Elevenia.co.id, telah beredar pemberitahuan penutupan tersebut. “Kami akan menutup layanan Elevania mulai hari ini. Terima kasih telah menjadi mitra kami selama ini,” ujarnya, Minggu (13 Desember 2022). Sebagai referensi, Elevenia merupakan pusat perbelanjaan yang di buka pada Maret 2014. Di kutip dari smesta.kemenkopukm.go.id Elevenia di operasikan oleh PT XL Planet, perusahaan patungan antara PT XL Axiata Tbk dan SK Planet Korea Selatan.

Itulah beberapa dari perusahan E-commerce di Indonesia yang sudah lebih tutup dari pada JD.ID.